Manusia merupakan mahluk individu yang hidup untuk bersosial. Tiada hari tanpa bersosial bagi setiap orang. Kadang dalam kehidupan sosial, merasa gugup dan cemas dalam lingkungan sosial yang baru merupakan hal yang wajar. Namun walaupun demikian, ternyata di sekitar kita ada beberapa orang yang cenderung menghindari kehidupan sosial. Hal inilah yang disebut dengan Phobia Sosial.
Phobia sosial atau yang lebih dikenal dengan Social Anxiety Disorder (SAD) merupakan gangguan pada manusia yang merupakan rasa cemas, gugup atau ketakutan yang berlebihan di dalam lingkungan sosial. Perasaan tersebut muncul akibat adanya ketakutan pada diri sendiri akan dipermalukan atau dinilai alias "judge" di lingkungan sosial.
Kenapa orang bisa mengalami phobia ini? Hal tersebut bisa terjadi karena akibat dari gangguan kesehatan mental pada seseorang, yang disebabkan oleh masalah di lingkungan sosial atau keturunan. Tapi faktor utama pemicu phobia sosial ini menurut gue adalah yang ada di dalam diri kita sendiri. Yang gue maksud bukan gen atau keturunan, melainkan pikiran dan perasaan kita. Jadi phobia sosial ini bisa terjadi karena di dalam diri kita ada rasa malu yang berlebihan ditambah dengan pikiran kita yang selalu merendahkan diri sendiri.
Kalau sekilas diperhatikan, SAD hampir sama terlihat sama seperti introvert. Mungkin terlihat sama, namun sebenarnya berbeda. Introvert merupakan tipe individu yang pasif dalam lingkungan sosial, bukan takut terhadap lingkungan sosial (baca lebih lengkap tentang introvert disini). Jadi bisa gue bilang, orang introvert itu belum tentu memiliki gangguan SAD, tapi orang terkena gangguan SAD otomatis menjadi introvert. Tapi jangan salah, extrovert juga bisa terkena gangguan SAD ini, hanya saja tidak serentan introvert.
Mungkin supaya anda lebih mengerti tentang gangguan SAD ini, gue mau berbagi cerita dulu. Gue sendiri sebenarnya salah satu penderita SAD, tapi untungnya sekarang penyakit tersebut udah bisa disembuhkan, walau gak sepenuhnya.
Kalau diingat-ingat alasan gue bisa terkena SAD ini karena,
Pertama gue emang terlahir sebagai orang yang pemalu (introvert), jadi untuk bisa membiasakan diri di lingkungan sosial itu cukup susah.
Dan yang kedua, dulu gue pas kelas 3 SD pernah dibully sama hampir semua teman-teman cowok di kelas, karena gue orangnya kecil, kurus dan pendiam. Hal tersebut terjadi selama 3 tahun hingga mau tamat SD. Hasilnya, selama 3 tahun tersebut gue hampir gak punya teman sama sekali, prestasi gue juga memburuk. Kalau anda bertanya kenapa gak temenan sama yang cewek-cewek? Kembali ke alasan pertama, gue adalah orang yang pemalu.
Gara-gara hal tersebut, gue terkena gangguan SAD. Penyakit tersebut terus gue derita selama SD-SMP. Berada di tempat yang ramai bisa bikin gue deg-degan sampai diam kayak patung, bahkan bisa sampai keringetan di belakang leher dan punggung. Gue juga takut melakukan kontak mata sama orang, jadinya kalau gue jalan selalu nunduk, selain itu gue juga gak berani ngomong. Kalau dibayangkan, rasanya gak enak banget. Rasanya seperti di dalam kandang berjalan, kemana-mana gak bisa ngapain.
Dulu gue maju kedepan kelas atau tampil di depan publik bisa grogi banget sampai gemeteran kayak orang kedinginan. Karena hal tersebut pula gue jadi kuper banget saat itu, cuman temenan sama teman-teman sekelas aja, itupun cuman segelintirnya. Jadinya, kehidupan SMP gue jadi kurang maksimal. Gara-gara SAD juga, gue jadi punya kisah cinta yang agak konyol. Gue pdkt cuman mentok sampai bilang "hai" aja, gak ada ngobrol, gak ada ngapain (ini pdkt atau apa ya?). Tapi menurut gue, udah bisa bilang "hai" ke cewek yang gue suka saat itu merupakan pencapaian yang cukup besar sebagai seorang introvert yang menderita SAD.
Coba anda bayangkan, untuk orang yang normal aja masih bisa grogi kalau dekat sama orang yang ditaksir, apalagi yang punya gangguan SAD. Gue ingat rasanya saat pertama kali mau nyapa doi, butuh persiapan yang sangat. Beberapa kesempatan udah gue lewatin cuman buat nyapa doang. Karena rasa takutnya bukan main, baju bisa sampai basah karena keringetan dan jantung rasanya seperti mau copot.
Namun akhirnya, gue memutuskan untuk menghiraukan semua itu, dan gue nekat buat nyapa dia dan bilang... "hai". Terus kelanjutannya gimana? Gak ada kelanjutan apa-apa, itulah ending kisah cinta gue. Setelah nyapa, gue langsung kabur tanpa ngelihat respon dari doi, karena gue udah takut banget waktu itu. Gue juga udah gak peduli mau dibilang freak atau gimana. Untuk seterusnya gue gak pernah nyapa dia lagi, dan dia akhirnya jadian sama orang lain. Walaupun demikian, di dalam hati gue yang kecil ini, gue udah senang karena bisa berinteraksi langsung dengan cewek yang gue suka.
Itulah kisah Social Anxiety Disorder gue, mungkin dari cerita tadi anda udah bisa cukup mengerti dan merasakan SAD itu seperti bagaimana. Tapi, kalau anda masih belum sepenuhnya mengerti seperti bagaimana rasanya mengalami SAD itu, anda bisa melihat ilustrasi berikut:
Ilustrasi dibuat oleh ilustrator Shea Strauss dari website College Humor |
Nah terus bagaimana cara gue bisa mengatasi SAD? Yang jelas gak mudah, butuh perjuangan dan keinginan dari diri sendiri untuk bisa sembuh. Anda bisa baca di artikel berikut untuk mengetahui cara gue bisa mengatasi SAD (Penyebab, ciri-ciri dan cara mengatasi SAD)