Selasa, 23 Desember 2014

Apa itu Phobia Sosial (Social Anxiety Disorder)?


Manusia merupakan mahluk individu yang hidup untuk bersosial. Tiada hari tanpa bersosial bagi setiap orang. Kadang dalam kehidupan sosial, merasa gugup dan cemas dalam lingkungan sosial yang baru merupakan hal yang wajar. Namun walaupun demikian, ternyata di sekitar kita ada beberapa orang yang cenderung menghindari kehidupan sosial. Hal inilah yang disebut dengan Phobia Sosial.


Phobia sosial atau yang lebih dikenal dengan Social Anxiety Disorder (SAD) merupakan gangguan pada manusia yang merupakan rasa cemas, gugup atau ketakutan yang berlebihan di dalam lingkungan sosial. Perasaan tersebut muncul akibat adanya ketakutan pada diri sendiri akan dipermalukan atau dinilai alias "judge" di lingkungan sosial.


Kenapa orang bisa mengalami phobia ini? Hal tersebut bisa terjadi karena akibat dari gangguan kesehatan mental pada seseorang, yang disebabkan oleh masalah di lingkungan sosial atau keturunan. Tapi faktor utama pemicu phobia sosial ini menurut gue adalah yang ada di dalam diri kita sendiri. Yang gue maksud bukan gen atau keturunan, melainkan pikiran dan perasaan kita. Jadi phobia sosial ini bisa terjadi karena di dalam diri kita ada rasa malu yang berlebihan ditambah dengan pikiran kita yang selalu merendahkan diri sendiri.

Kalau sekilas diperhatikan, SAD hampir sama terlihat sama seperti introvert. Mungkin terlihat sama, namun sebenarnya berbeda. Introvert merupakan tipe individu yang pasif dalam lingkungan sosial, bukan takut terhadap lingkungan sosial (baca lebih lengkap tentang introvert disini). Jadi bisa gue bilang, orang introvert itu belum tentu memiliki gangguan SAD, tapi orang terkena gangguan SAD otomatis menjadi introvert. Tapi jangan salah, extrovert juga bisa terkena gangguan SAD ini, hanya saja tidak serentan introvert.

Mungkin supaya anda lebih mengerti tentang gangguan SAD ini, gue mau berbagi cerita dulu. Gue sendiri sebenarnya salah satu penderita SAD, tapi untungnya sekarang penyakit tersebut udah bisa disembuhkan, walau gak sepenuhnya.

Kalau diingat-ingat alasan gue bisa terkena SAD ini karena,
Pertama gue emang terlahir sebagai orang yang pemalu (introvert), jadi untuk bisa membiasakan diri di lingkungan sosial itu cukup susah.
Dan yang kedua, dulu gue pas kelas 3 SD pernah dibully sama hampir semua teman-teman cowok di kelas, karena gue orangnya kecil, kurus dan pendiam. Hal tersebut terjadi selama 3 tahun hingga mau tamat SD. Hasilnya, selama 3 tahun tersebut gue hampir gak punya teman sama sekali, prestasi gue juga memburuk. Kalau anda bertanya kenapa gak temenan sama yang cewek-cewek? Kembali ke alasan pertama, gue adalah orang yang pemalu.

Gara-gara hal tersebut, gue terkena gangguan SAD. Penyakit tersebut terus gue derita selama SD-SMP. Berada di tempat yang ramai bisa bikin gue deg-degan sampai diam kayak patung, bahkan bisa sampai keringetan di belakang leher dan punggung. Gue juga takut melakukan kontak mata sama orang, jadinya kalau gue jalan selalu nunduk, selain itu gue juga gak berani ngomong. Kalau dibayangkan, rasanya gak enak banget. Rasanya seperti di dalam kandang berjalan, kemana-mana gak bisa ngapain.


Dulu gue maju kedepan kelas atau tampil di depan publik bisa grogi banget sampai gemeteran kayak orang kedinginan. Karena hal tersebut pula gue jadi kuper banget saat itu, cuman temenan sama teman-teman sekelas aja, itupun cuman segelintirnya. Jadinya, kehidupan SMP gue jadi kurang maksimal. Gara-gara SAD juga, gue jadi punya kisah cinta yang agak konyol. Gue pdkt cuman mentok sampai bilang "hai" aja, gak ada ngobrol, gak ada ngapain (ini pdkt atau apa ya?). Tapi menurut gue, udah bisa bilang "hai" ke cewek yang gue suka saat itu merupakan pencapaian yang cukup besar sebagai seorang introvert yang menderita SAD.

Coba anda bayangkan, untuk orang yang normal aja masih bisa grogi kalau dekat sama orang yang ditaksir, apalagi yang punya gangguan SAD. Gue ingat rasanya saat pertama kali mau nyapa doi, butuh persiapan yang sangat. Beberapa kesempatan udah gue lewatin cuman buat nyapa doang. Karena rasa takutnya bukan main, baju bisa sampai basah karena keringetan dan jantung rasanya seperti mau copot.

Namun akhirnya, gue memutuskan untuk menghiraukan semua itu, dan gue nekat buat nyapa dia dan bilang... "hai". Terus kelanjutannya gimana? Gak ada kelanjutan apa-apa, itulah ending kisah cinta gue. Setelah nyapa, gue langsung kabur tanpa ngelihat respon dari doi, karena gue udah takut banget waktu itu. Gue juga udah gak peduli mau dibilang freak atau gimana. Untuk seterusnya gue gak pernah nyapa dia lagi, dan dia akhirnya jadian sama orang lain. Walaupun demikian, di dalam hati gue yang kecil ini, gue udah senang karena bisa berinteraksi langsung dengan cewek yang gue suka.

Itulah kisah Social Anxiety Disorder gue, mungkin dari cerita tadi anda udah bisa cukup mengerti dan merasakan SAD itu seperti bagaimana. Tapi, kalau anda masih belum sepenuhnya mengerti seperti bagaimana rasanya mengalami SAD itu, anda bisa melihat ilustrasi berikut:

Ilustrasi dibuat oleh ilustrator Shea Strauss dari website College Humor

Nah terus bagaimana cara gue bisa mengatasi SAD? Yang jelas gak mudah, butuh perjuangan dan keinginan dari diri sendiri untuk bisa sembuh. Anda bisa baca di artikel berikut untuk mengetahui cara gue bisa mengatasi SAD (Penyebab, ciri-ciri dan cara mengatasi SAD)

Rabu, 10 Desember 2014

Kehidupan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV)


Apa sih itu Desain Komunikasi Visual atau DKV? Kebanyakan orang belum mengenali nama tersebut, melainkan DKV lebih dikenal dengan nama Desain Grafis. Hal itu sudah terbukti dari fenomena berikut yang udah gue alami:

Percakapan 1
- Orang: Udah kuliah belum?
- Gue: Udaah
- Orang: Ngambil jurusan apa?
- Gue: DKV!
- Orang: Hah?! DKP? Yang jadi tukang bersih-bersih itu ya?
- Gue: Bukaan! DKV = Desain Komunikasi Visual
- Orang: Apa itu Desain Komunikasi Visual?
- Gue: *nyari jawaban yang singkat buat ngejelasin DKV...
Desain Grafis!
- Orang: Oh desain grafis
- Gue: Iyaaa *nangis dalam hati

Percakapan 2
- Orang: Kuliah apa?
- Gue: DKV!
- Orang: Oh kuliah Di Kafe ya? Baru tau ada kuliah kayak gituan
- Gue: Bukaan! DKV = Desain Komunikasi Visual
selanjutnya sama persis seperti percakapan 1

Percaya gak percaya, percakapan di atas 100% nyata! Haha gue juga heran, di zaman yang udah maju gini nama jurusan DKV belum begitu terbiasa terdengar oleh masyarakat, padahal udah banyak sekali hasil karya dari anak DKV yang ada di sekitar kita, seperi contoh: poster; baliho; brosur; desain baju, logo dan produk; komik; animasi; iklan dan masih banyak lagi. Ya, hal-hal tersebut adalah hasil ciptaan anak DKV. Mungkin karena lebih cenderung bekerja di balik layar, makanya anak DKV jadi kurang diketahui.

Anyway, topik kali ini bukan cuman ngebahas tentang jurusan DKV aja, tapi gue yang sekarang sebagai mahasiswa DKV juga akan berbagi cerita tentang seluk beluk kehidupan mahasiswa DKV. Jadi seperti bagaimana kah kehidupan mahasiswa DKV? Let's check itu out!


Ekspektasi tentang DKV
Kalau mendengar kata DKV atau Desain Grafis, yang terbayang sudah pasti ialah menggambar dan mendesain. Nah kalau dibayangin, enak juga ya kuliah cuman ngegambar aja. Apalagi zaman sekarang udah modern, ngegambar desain cuman modal laptop aja udah bisa. Selain itu, gak ada yang namanya matematika!

Ilustrasi dari komik DKV4 by Faza Meonk

Kerjanya DKV juga keren-keren! Bisa jadi ilustrator; kerja di studio film atau game; buat film animasi; bikin komik; ngedesain logo dan produk perusahaan; buat usaha distro; buat usaha percetakan dsb. Hal tersebut adalah hal-hal umum yang dibayangkan oleh anak SMA yang baru lulus dan sedang mencari kuliah di jurusan DKV (khususnya gue). Namun sayangnya bayangan indah tersebut harus ditempuh melalui jalan yang 180 derajat berbeda dari yang dibayangkan. Expectation and reality are 99% different! 


Ketemu Orang-Orang yang Jago Gambar
Mungkin dulu pas SMA bisa dibilang paling jago ngegambar. Tapi kalau udah masuk DKV, hal tersebut bakal berubah. Di DKV, anda akan bertemu orang yang jago-jago ngegambar. Ada yang jago ngegambar 2D kayak realis, anime atau bahkan hentai hahaha. Ada juga yang jago digital painting dan jago main software animasi 3D. Keberadaan teman-teman seperti itu bisa membuat anda minder. Tapi kalau dilihat dari sisi positifnya, dikelilingi teman-teman seperti itu merpakan kesempatan besar untuk mencari ilmu sekaligus mencari teman.


Tugas Bagaikan Air Mengalir yang Tiada Henti
Kuliah DKV itu cuman ngegambar dan ngedesain aja? Ya, gue bisa bilang kalau itu 90% benar. Hanya saja, gak disangka kalau tugasnya banyak dan harus belajar manual dulu! Jadi gak langsung belajar desain pakai Photoshop, Corel Draw dsb. Mata kuliah menggambar manualnya juga lumayan banyak seperti menggambar nirmana, proyeksi, perspektif, ornamen, tipografi dan ilustrasi. Wait! gak berhenti disitu aja, dari setiap mata kuliah menggambar manual tadi selalu ada tugas setiap minggunya.

Ilustrasi dari komik DKV4 by Faza Meonk

Kalau dikira-kira, seminggu MINIMAL ada 5 tugas yang harus diselesaikan. Pembuatan tugasnya juga gak bisa sembarangan, karena ada syarat-syarat yang udah ditentukan oleh dosennya. Jadi setelah masuk kuliah DKV, menggambar dan mendesain bukan cuman untuk senang-senang aja, melainkan menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi.


Begadang, Telat Ngampus, Gak Mandi Pagi Adalah Hal yang Biasa
Percaya gak percaya, ketiga hal di atas merupakan hal yang udah biasa bagi mahasiswa DKV. Bagaimana tidak, tugas-tugas yang diberikan tersebut yang membuat hal tersebut terjadi sedemikian rupa. Tugas yang banyak serta proses pembuatannya yang manual, memakan waktu cukup lama yang jadinya membuat mahasiswa DKV hampir setiap hari begadang (berlaku bagi mahasiswa yang rajin ataupun malas). Biasanya yang gue tahu, mahasiswa DKV bisa begadang sampai di atas jam 2 pagi atau bahkan lebih parah lagi sampai gak tidur, jadinya malah tidur pas kuliah hahaha.

Sekilas penampilan mahasiswa DKV

Gara-gara begadang dan kurang tidur, otomatis bangun pagi jadi susah dan jadwal kuliah pun berantakan. Bangun tidur 5-10 menit sebelum masuk kuliah, cuci muka, sarapan roti susu, langsung berangkat ngampus, begitulah siklus yang terjadi hampir setiap hari. Jadi sudah lumrah kalau mahasiswa DKV suka telat ngampus dan penampilannya kurang maksimal.


Kuliahnya Santai...
Walaupun banyak tugas, kuliah di DKV itu bisa gue bilang santai. Masuk kuliah biasanya cuman buat pemberitahuan tugas baru, asistensi tugas atau ngumpul tugas, itu aja. Setiap mata kuliah, kuliah gak nyampe 2 jam, atau bahkan bisa kurang dari 1 jam. Tapi habis kuliah, langsung pulang buat bikin tugas lagi yang baru dikasih hahaha. Jadi bisa gue bilang kalau kuliah DKV itu santai di kampus, tapi capek di rumah.


Pacaran Sama Tugas
Jomblo? Tenang aja, kalau udah masuk jurusan DKV kejombloan kalian otomatis akan hilang direngut oleh tugas. Hahahah gak percaya? Dengan adanya tugas yang banyak otomatis mahasiswa DKV akan malmingan terus sama tugas selama masa kuliah masih berjalan.



Kalau dibayangin, tugas itu bagaikan pacar yang posesif yang mau selalu ditemanin dan gak ngebolehin pergi sama orang lain. Jadi kalau udah masuk jurusan DKV, jangan terlalu banyak berharap buat pacaran sama manusia hahaha.


Uang Saku Menipis
Selain dikenal dengan tugasnya yang banyak, peralatan yang digunakan dalam perkuliahan DKV juga cukup memakan biaya. Kok bisa? Alasannya karena peralatan yang dibutuhkan cukup banyak, seperti contoh peralatan untuk mata kuliah menggambar manual: pensil menggambar berbagai ukuran; drawing pen/rapido berbagai ukuran; art pen; penggaris; jangka; buku gambar A4 dan A3; kuas berbagai jenis dan ukuran; tinta cina; cat air dan cat poster berbagai warna; pensil warna dsb, ditambah dengan biaya cetak mencetak tugas.

Ilustrasi dari komik DKV4 by Faza Meonk

Itu tadi peralatan yang dibutuhkan untuk mata kuliah menggambar manual, nah untuk yang menggambar digital beda lagi peralatannya, harganya juga jauh lebih mahal, contohnya seperti laptop/komputer dengan spek bagus (yang bisa ngerender dengan cepat), kamera DLSR buat mata kuliah fotografi dan pen tablet buat ngegambar di laptop/komputer. Untuk itu, kalau udah jadi mahasiswa DKV, harus rajin nabung dan pintar-pintar mengatur pengeluaran. Apalagi sekarang harga BBM udah naik *anak kos semakin menderita *anak kos menangis.


Tapi, Mahasiswa DKV Bukan Orang yang Lemah!
Walaupun dihadapi oleh berbagai macam penderitaan, hal tersebut membuat mahasiswa DKV menjadi orang yang tangguh. Mulai dari tugas yang berjibun, uang menipis, kurang tidur dan kesepian (khusus yang jomblo), penderitaan-penderitaan tersebutlah yang membuat mahasiswa DKV akan terbiasa menghadapi kerasnya dunia kerja kelak saat udah lulus kuliah nanti.


Baca juga "Tips-tips Menjadi Mahasiswa"